Saturday, March 30, 2013

KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI


KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI


Dalam kenyataan hidup yang terjadi dapat kita lihat secara seksama adanya pergeseran nilai-nilai universal di masyrakat. Salah satu yang bisa kita ketahui adalah adanya strata sosial yang telah menjadi kesepakatan bagi beberapa kelompok meski tak semua masyarakat mengakuinya, orang-orang yang ber uang lebih dihormati daripada orang yang berilmu dan ini tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an abhwa seseorang itu mulia bukan karena harta dan jabatannya melainkan karena nilai ketaqwaanya  kepada Allah SWT.

 Akan menjadi sebuah reduksi nilai  jika kemudian  dimasyarakat timbul pengelompokan kelas-kelas berdasarkan keturunan bangsawa, keturunan milyarder/ ningrat, hingga keturunan buruh., menjadi pertimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Kondisi ini kemudia akan memumculkan gerakan-gerakan vrontal secara besar sebagai akibat diskriminasi pergaulan sosial yang ada, yang kaya berbuat sesukanya terhadap yang miskin, hanya karena meiliki perbedaan pada kepemilikan harta saja seolah-olah mereka adalah kuasa atas golongan yang lain seperti yang terjadi pada kisah fir’aun dalam Qur’an Surah Al-Qashas ( 4)

Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

(Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup)

         Dari ungkapan firman Allah tersebut dapat kita ambil ibroh  bahwa seorang yang dengan kelebihan atas harta atau kekuasaan itu dapat berbuat aniaya terhadap yang lain. Suatu pemahaman yang dangkal kalau kita pahami hidup ini hanya sekedar mengejar harta dan jabatan untuk mendapat kehormatan di Dunia ini. Hal ini yang kemudian memunculkan paham-paham materialistik semua perbuata n diukur atau dinilai dengan uang.  Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya atau punya pangkat bahkan itu sebuah anjuran jangan sampai umat islam itu miskin karena kefakiran itu akan mendekatkan kita pada kekufuran tapi ingat dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain yaitu zakat 2,5% . Islam menganjurakan hidup kaya tapi tidak dengan paham materialistik dan individual semata.
Dalam pergaulan sosial kita sama tidak ada perbedaan dan dalam hal ekonomi kita dianjurkan untuk saling berbagi sebagai bentuk menjaga nilai kesetaraan. Kerena Islam tidak mengajarkan kita untuk mengagungkan orang-orang yang beruang sebagai standar kemuliakan bahkan dengan uangnya seseorang telah dipertuahnkan secara tidak langsung dan hal ini bertentangan dengan Firman Allah Qor’an Surah Ali Imran ( 64)

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Peringnatan Allah adalah benar kita tunduk bukan karena nilai harta yang dimiliki seseorang melainkan tunduk kita hanya kepada Allah sebagai bentuk keimanan yang tulus maka akan tercip kehidupan yang seimbang dengan setiap orang sadar akan dirinya.   Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu keseimbangan dan persamaan yang proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab-sebab terjadinya ketidakadilan sosial dan ekonomi serta bagaimana agar dalam distribusi kekayaan dapat terbagi secara adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan pengkucilan dalam masyarakat.
         Bagi Islam satu-satunya jalan yang dapat mengatasi masalah ketidakadilan adalah dengan memberikan jaminan pendapatan tetap, dengan kemungkinan mendapatkan lebih banyak serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik kekesadaran teologis dan ekskatologis, tanpa memasang atau bahkan mematikan naluri alamiahnya.
            Kapitalisme dengan karakter condong pada materi (uang) kemudian muncul anti these yaitu solsialis sesuai dengan konsepnya tentang manusia bahwa tidak ada kepemilikan pribadi melainkan semua adalah milik bersama namun demikian perlu dipahami bahwa nilai yang terkandung pada paham sosialisme ini tidak membatsi hal-hal apa saja yang bisa dimiliki secara bersama. Islam sebagai sinthese muncul dengan konsep keseimbangan yang berkenaan dengan karakter dasar dan tujuan akhir manusia yaitu bahwa manusia nantinya memiliki tujuan akhir dalam hidup ini setelah dunia.
         Meski  hidup itu Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan masyarakat
            Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan keadilan. Maksud semula didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia .
            Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pada pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat.
            Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara dalam akan adan6ya Tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagaimana bentuk formil peringatan peringatan kepada Tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia, sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang benar.
            Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki Tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan adalah tugas negara dan masyarakat untuk melindungi dan memberinya dorongan.
            Hal itu semuanya merupakan karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah miliK Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya .


No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda Di Sini