KEADILAN SOSIAL
DAN KEADILAN EKONOMI
Dalam kenyataan hidup yang
terjadi dapat kita lihat secara seksama adanya pergeseran nilai-nilai universal
di masyrakat. Salah satu yang bisa kita ketahui adalah adanya strata sosial
yang telah menjadi kesepakatan bagi beberapa kelompok meski tak semua
masyarakat mengakuinya, orang-orang yang ber uang lebih dihormati daripada
orang yang berilmu dan ini tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an abhwa seseorang
itu mulia bukan karena harta dan jabatannya melainkan karena nilai
ketaqwaanya kepada Allah SWT.
Akan menjadi sebuah reduksi nilai jika kemudian dimasyarakat timbul pengelompokan kelas-kelas berdasarkan keturunan bangsawa, keturunan milyarder/ ningrat, hingga keturunan buruh., menjadi pertimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Kondisi ini kemudia akan memumculkan gerakan-gerakan vrontal secara besar sebagai akibat diskriminasi pergaulan sosial yang ada, yang kaya berbuat sesukanya terhadap yang miskin, hanya karena meiliki perbedaan pada kepemilikan harta saja seolah-olah mereka adalah kuasa atas golongan yang lain seperti yang terjadi pada kisah fir’aun dalam Qur’an Surah Al-Qashas ( 4)
Akan menjadi sebuah reduksi nilai jika kemudian dimasyarakat timbul pengelompokan kelas-kelas berdasarkan keturunan bangsawa, keturunan milyarder/ ningrat, hingga keturunan buruh., menjadi pertimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Kondisi ini kemudia akan memumculkan gerakan-gerakan vrontal secara besar sebagai akibat diskriminasi pergaulan sosial yang ada, yang kaya berbuat sesukanya terhadap yang miskin, hanya karena meiliki perbedaan pada kepemilikan harta saja seolah-olah mereka adalah kuasa atas golongan yang lain seperti yang terjadi pada kisah fir’aun dalam Qur’an Surah Al-Qashas ( 4)
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang
di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan
dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.
(Golongan
yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh
dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup)
Dari ungkapan firman Allah tersebut dapat kita ambil
ibroh bahwa seorang yang dengan
kelebihan atas harta atau kekuasaan itu dapat berbuat aniaya terhadap yang
lain. Suatu
pemahaman yang dangkal kalau kita pahami hidup ini hanya sekedar mengejar harta
dan jabatan untuk mendapat kehormatan di Dunia ini. Hal ini yang kemudian
memunculkan paham-paham materialistik semua perbuata n diukur atau dinilai
dengan uang. Islam tidak melarang
umatnya untuk menjadi kaya atau punya pangkat bahkan itu sebuah anjuran jangan
sampai umat islam itu miskin karena kefakiran itu akan mendekatkan kita pada
kekufuran tapi ingat dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain yaitu
zakat 2,5% . Islam menganjurakan hidup kaya tapi tidak dengan paham
materialistik dan individual semata.
Dalam
pergaulan sosial kita sama tidak ada perbedaan dan dalam hal ekonomi kita
dianjurkan untuk saling berbagi sebagai bentuk menjaga nilai kesetaraan. Kerena
Islam tidak mengajarkan kita untuk mengagungkan orang-orang yang beruang
sebagai standar kemuliakan bahkan dengan uangnya seseorang telah dipertuahnkan
secara tidak langsung dan hal ini bertentangan dengan Firman Allah Qor’an Surah
Ali Imran ( 64)
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)."
Peringnatan Allah adalah benar
kita tunduk bukan karena nilai harta yang dimiliki seseorang melainkan tunduk
kita hanya kepada Allah sebagai bentuk keimanan yang tulus maka akan tercip
kehidupan yang seimbang dengan setiap orang sadar akan dirinya. Bila
keadilan diartikan sebagai tercipta suatu keseimbangan dan persamaan yang
proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya
dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab-sebab terjadinya
ketidakadilan sosial dan ekonomi serta bagaimana agar dalam distribusi kekayaan
dapat terbagi secara adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan
pengkucilan dalam masyarakat.
Bagi
Islam satu-satunya jalan yang dapat mengatasi masalah ketidakadilan adalah
dengan memberikan jaminan pendapatan tetap, dengan kemungkinan mendapatkan
lebih banyak serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan pandangan
hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik kekesadaran teologis dan
ekskatologis, tanpa memasang atau bahkan mematikan naluri alamiahnya.
Kapitalisme
dengan karakter condong pada materi (uang) kemudian muncul anti these yaitu
solsialis sesuai dengan konsepnya tentang manusia bahwa tidak ada kepemilikan
pribadi melainkan semua adalah milik bersama namun demikian perlu dipahami
bahwa nilai yang terkandung pada paham sosialisme ini tidak membatsi hal-hal
apa saja yang bisa dimiliki secara bersama. Islam sebagai sinthese muncul
dengan konsep keseimbangan yang berkenaan dengan karakter dasar dan tujuan
akhir manusia yaitu bahwa manusia nantinya memiliki tujuan akhir dalam hidup
ini setelah dunia.
Meski hidup itu Telah kita bicarakan tentang
hubungan antara individu dengan masyarakat
Negara
adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan
masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama
berkewajiban menegakkan keadilan. Maksud semula didirikannya negara dan
pemerintah ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada
kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia .
Kejahatan
di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan
kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang
mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara
tidak sah berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup
kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pada pemberantasan
kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat.
Oleh
karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma’ruf nahi mungkar
sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif
terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara
dalam akan adan6ya Tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue,
sebagaimana bentuk formil peringatan peringatan kepada Tuhan. Sembahyang yang
benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia,
sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan
penopang hidup yang benar.
Pemilikan
oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana amanat dari
Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki
Tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan adalah tugas
negara dan masyarakat untuk melindungi dan memberinya dorongan.
Hal
itu semuanya merupakan karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah
miliK Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan
harus diberikan bagian yang wajar dari padanya .
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda Di Sini