Tersebutlah
seorang perjaka gagah bernama Astar hendak menikah dengan gadis pujaannya
Maisy. Kedua sejoli ini sudah menjadi ikon lelaki dan wanita idaman di Desa
SEmbrodo. Astar berniat merencanakan pernikahan terbesar sepanjang sejarah di
kampungnya dengan perayaan 6 hari 6 malam menghabiskan 7 kerbau sembelihan
(rekor sebelumnya dipegang Paluy dengan menyembelih 6 Kerbau).
Pernikahan dirancang jauh-jauh hari dengan mempersiapkan segala tetekbengek persiapan. Dari rancangan pakaian pernikahan, undangan, jenis makanan dan panitia pernikahan. Pakaian yang akan digunakan di pernikahan merupakan rancangan desainer yang membuat pakaian Kades ketika dilantik. Makanan resepsi dipesan dari Mbok Atik, penjual kue combro paling lezat di pasar inpres kampung. Panitia disusun berdasarkan komposisi keluarga dan profesional yang merupakan representasi dari petani, buruh dan peternak. Segala persiapan sudah dihitung dengan matang 2 bulan menjelang hari H.
Undangan
dibuat oleh percetakan terkemuka di seluruh kecamatan antah berantah dengan
berhiaskan tulisan tinta emas. Dibuat oleh seorang yang berpengalaman membuat
sablon-sablon dan umbul-umbul perayaan yang melebelkan dirinya dengan Dartok
Design mantan seroang Joki (penunggang kuda) handal waktu mudanya.
Dua
hari menjelang hari H, terjadi kehebohan luar biasa atas “pernikahan abad ini”
di Kecamatan Sembrodo. Pihak mempelai wanita membatalkan secara sepihak
pernikahan agung tersebut. Berita ini mendatangkan rasa heran di kalangan
masyarakat dan menjadi gosip terhangat di pasar serta memunculkan spekulasi
yang bermacam-macam. Gosip tak sedap melanda kedua keluarga yang akan
berbesanan. Ada isu miring bahwa si Astar sudah nikah di desa lain, adapula
yang mengatakan si Maisy sudah ketahuan hamil duluan. Banyaknya kabar tak sedap
membuat pihak wanita perlu memberikan konfrensi pers dengan memanggil biang
gosip desa dan wartawan mading desa guna memberikan penjelasan duduk perkara
alasan gagalnya pernikahan.
Dari
hasil klarifikasi tersebut ditemukan fakta pihak mempelai perempuan keberatan
dengan undangan pernikahan yang telah tersebar. Di bagian bawah undangan
terjadi kesalahan cetak, tulisan yang biasanya tertulis Turut
Mengundang tidak tertulis sebagaimana lazimnya tetapi berganti menjadi
“TURUT MENUNGGANG”. Celakanya yang turut menunggang dituliskan sebanyak 5 orang
dan lebih mengerikan lagi diantara yang turut menunggang ada yang sudah
Almarhum. Ha… ha… ha… mana tahan………
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda Di Sini